Filosofi Kekerabatan dan Keseimbangan dalam Perkawinan Adat Lampung: Tinjauan Nilai Sosial dan Ekonomi Budaya
Main Article Content
Abstract
Pernikahan adat Lampung merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang menggambarkan identitas, nilai moral, dan sistem sosial masyarakat Lampung. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol penyatuan dua individu, tetapi juga mencerminkan hubungan kekerabatan dan filosofi hidup yang berakar pada keseimbangan, gotong royong, serta penghormatan terhadap keluarga. Adat perkawinan Lampung terbagi atas dua sistem utama, yaitu Pepadun dan Saibatin, yang masing-masing memiliki tata cara dan makna simbolik tersendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif dan empiris untuk menggambarkan tata upacara, makna filosofis, serta relevansi nilai-nilai adat dalam konteks kehidupan modern. Berdasarkan hasil kajian terhadap literatur dan praktik adat yang masih berlangsung di masyarakat, upacara pernikahan Lampung berfungsi sebagai sarana pelestarian budaya dan penguatan identitas kolektif yang tetap relevan di tengah arus modernisasi.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
How to Cite
References
Ahmad Rizani. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Lampung. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
Al Erza, R. Z., A. Pahrudin, & C. Anwar. “Pernikahan Adat Pepadun Perspektif Pendidikan Islam.” Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, Vol. 7, No. 1 (2024): 85–91.
Habibi, R. K., & E. Kusdarini. Kearifan Lokal Masyarakat dalam Melestarikan Tradisi Pernikahan Pepadun di Lampung Utara. Yogyakarta: Jurnal Antropologi Press, 2020.
Herniyanti, H., & S. Supriadi. Menggali Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Perkawinan Adat Lampung. Bandar Lampung: Jurnal Intelek dan Cendikiawan Nusantara, 2024.
Juliansyahzen, M. I. Dialektika Hukum Islam dan Hukum Adat pada Perkawinan Lelarian di Lampung Timur. Lampung Timur: Al-Ahwal Press, 2019.
Leni, S. Tinjauan Hukum Islam terhadap Tradisi Angkat Nama dalam Pernikahan Masyarakat Adat Lampung Saibatin (Studi di Pekon Sukaraja Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat). Lampung Barat: UIN Raden Intan Lampung, 2023.
Makki, H. L. P. “Analisis Hukum Islam Terhadap Uang Jujur (Jojokh) Dalam Perkawinan Adat Lampung Pesisir.” Adzkiya: Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah, Vol. 5, No. 1 (2017): 107 132.
Millah, N. I., & A. Kusmawan. Sistem Pernikahan Nyakak Masyarakat Adat Lampung Saibatin Perspektif Mubadalah. Bandar Lampung: El-Izdiwaj Press, 2023.
Nugroho, A. T. “Seserahan Dalam Perkawinan Masyarakat Adat Lampung.” Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, Vol. 14, No. 1 (2019): 31–41.
Saputra, N. A. Peranan Tokoh Adat Sebagai Mediator terhadap Pernikahan Adat Lampung dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam. Bandar Lampung: Syakhshiyyah Jurnal Hukum Keluarga Islam, 2025.
Sari, W., D. Aziza, & N. Karomah. Pernikahan dalam Adat Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung Press, 2021.
Septania, M., A. Hasyim, & H. Yanzi. “Implementasi Nilai Kearifan Lokal Dalam Proses Upacara Pernikahan Adat Lampung Saibatin.” Jurnal Kultur Demokrasi (JKD), Vol. 5, No. 5 (2017).
Sofiana, A., P. A. Sinta, E. R. Gumiri, & N. Musa. Tradisi Segheh Dalam Perkawinan Adat Lampung Perspektif ‘Urf dan Maslahah Mursalah. Bandar Lampung: El Izdiwaj Press, 2022.
Suwarno, S., D. Wibisono, & P. Syah. Makna dan Fungsi Nilai Kekerabatan pada Masyarakat Adat Lampung Saibatin Marga Legun di Desa Bulok, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Lampung Selatan: Sosiologi Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya, 2022.
Zuhraini, Z. Perempuan dan Hukum dalam Masyarakat Hukum Adat Lampung Sebatin. Bandar Lampung: Ijtimaiyya Press, 2017.